Universitas LIA Gelar Simposium Internasional, Perkuat Kerja Sama Malaysia–Indonesia–Jepang Lewat MAJLIS

Ismail Wekke
1 Agu 2025 12:36
2 menit membaca

Jakarta, kata.rawaaopakonsel.ac.id — Universitas LIA secara resmi meluncurkan platform kerja sama internasional bertajuk MAJLIS (Malaysia–Indonesia–Japan.Linkage on Interdisciplinary Studies), yang menjadi wadah kolaborasi lintas negara di bidang pendidikan, riset, dan pertukaran budaya.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Utama Universitas LIA, Jumat, 1 Agustus 2025 ini, menghadirkan akademisi dari tiga negara, yakni Malaysia, Indonesia, dan Jepang, serta diikuti oleh dosen, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai institusi.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas LIA, Assoc. Prof. Dr. Yulidhar Hanurasari, menekankan pentingnya membangun sinergi antarnegara dalam menghadapi tantangan global melalui pendekatan multidisiplin.

MAJLIS bukan hanya forum diskusi, tapi ruang aksi. Kami ingin lahirkan program konkret seperti riset bersama, pertukaran mahasiswa, hingga publikasi internasional,” jelasnya.

Simposium ini terbagi dalam tiga panel utama. Dari Malaysia, hadir Prof. Madya Azhar Jaafar dari UCYP University, yang memaparkan model kolaborasi riset yang sukses di negaranya serta pentingnya keterlibatan industri dan dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan riset perguruan tinggi.

Perwakilan Indonesia, Dr. Diah Madubranti dari Universitas LIA, menyoroti kekayaan sumber daya alam dan budaya Indonesia sebagai potensi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan berkelanjutan, yang menurutnya sangat strategis jika dikolaborasikan dengan Jepang dan Malaysia.

Sementara itu, dari Jepang, Prof. Peter John Wanner dari Tohoku University mengulas bagaimana kerja sama internasional dapat mempercepat inovasi di bidang pendidikan dan teknologi. Ia menyebut sejumlah program Jepang di Asia Tenggara yang berhasil membawa dampak langsung bagi transformasi kampus.

Diskusi berjalan interaktif dan dipandu oleh Dr. Ismail Suardi Wekke, dosen Universitas LIA yang juga dikenal sebagai pakar linguistik dan Komite Saintifik SEAAM. Sesi tanya jawab pun menjadi ruang bertukar ide dan membuka peluang kolaborasi lanjutan antar peserta.

Setelah sesi simposium, acara dilanjutkan dengan diskusi teknis untuk merancang rencana kerja konkret antara universitas mitra, termasuk peluang program pertukaran mahasiswa, penyusunan riset kolaboratif, serta pengembangan publikasi bersama.

Dengan diluncurkannya MAJLIS, Universitas LIA menegaskan komitmennya menjadi bagian dari jaringan kerja sama internasional yang aktif, berkelanjutan, dan inklusif. Diharapkan, inisiatif ini menjadi awal yang kuat dalam mempererat hubungan akademik dan budaya antara Malaysia, Indonesia, dan Jepang di masa depan.

Oleh: Ismail Suardi Wekke

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x